Antonio Gramsci Ideologi dan Hegemoni




 antonio gramsci ideologi dan hegemoni
Antonio Gramsci ia lahir di kota kecil Ales di sardinia Italia Pada 22 Januari 1891 dan meninggal pada 27 April di umur 46. adalah seorang pemimpin Partai Komunis Italia, ia dipenjara oleh rezim fasis mussolini pada tahun 1926 selama 20 tahun. ketika di dalam penjara ia banyak menghabiskan waktunya untuk menulis, satu karya nya sekarang yang dikenal luas yaitu  "Buku Catatan Penjara" (Prison Notebooks) Ini adalah esai oleh Gramsci yang berjumlah ribuan halaman, analisis sejarah, risalah filosofis, yang mencakup berbagai topik. Salah satu konsep terpenting yang muncul dari buku catatan ini adalah teori-teori ideologi, yaitu  'hegemoni'.


Gramsci mendefinisikan ideologi cukup sederhana seperti kutipannya  yang ditulis oleh Bates dari bacaan "Gramsci dan Teori Hegemoni" yang ditulis pada tahun 1975. Dia mengatakan, "Konsep hegemoni benar-benar sangat sederhana. iya menyebutkan kepemimpinan politik berdasarkan persetujuan dari pimpinan, persetujuan yang dijamin oleh kelas penguasa." 



Jadi, menurut Gramsci, semua proletariat (menggunakan istilah Marx) setuju untuk diperintah oleh kelas penguasa dan ini merupakan daripada hegemoni itu sendiri.


Kebanyakan orang menggunakan "hegemoni" sebagai proses di mana kelas penguasa menyebarkan ide-ide mereka dan mendapatkan persetujuan dari kelas bawah. Gramsci mengatakan bahwa hanya dengan menjalani kehidupan sehari-hari, kelas pekerja menyetujui untuk diperintah oleh kelas yang berkuasa.


kutipan lain tentang teori Gramsci. mengatakan "Di antara kemajuan yang dibuat oleh Teori Gramscian adalah perhatian pada kekuatan hegemonik yang sering kali tersirat oleh akal sehat. dengan dalih bahwa pemikiran yang koheren belum selesai secara inheren  dan bergantung secara historis. itu adalah perwujudan hegemoni dalam akal sehat sehari-hari, melalui kegiatan duniawi yang berhubungan dengan pekerjaan, pendidikan, keluarga,  yang mengamankan persetujuan kelas subaltern.

Baca Juga: REVOLUSI KUBA

Jadi seperti halnya kita menjalani kehidupan kita sehari-hari, dari kelas bawah. mereka setuju untuk diperintah oleh kelas penguasa.


Dan yang terpenting bagi Gramsci dan proses hegemoni adalah bahwa ini tidak pernah berakhir.  proses yang sedang berlangsung. setiap hari bahkan terjadi setiap detik, dalam kehidupan setiap orang. Saat mereka bekerja, karena mereka mengkonsumsi media ketika mereka melakukan segala sesuatu, berarti mereka setuju untuk diperintah oleh kelas penguasa.


perbedaan antara persetujuan dan paksaan, karena sering kali kita semacam membayangkan bagaimana kelas penguasa mengadopsi ideologi ini,? bagaimana kelas pekerja mengadopsi ide-ide kelas penguasa,? mungkin kita membanyangkan dengan cara di paksa, tetapi penting untuk diketahui bahwa ini bukan dengan cara paksaan, tetapi dengan persetujuan. 

seperti misalnya  kelas penguasa menggunakan militer mereka untuk memaksakan nilai-nilai dan ide-ide pada kelas bawah. bahkan mereka juga menggunakan cara persetujuan atau kesepakatan. Jadi mereka tidak menggunakan kekerasan atau dengan cara represif.

tetapi mereka menggunakan cara yang Jauh lebih halus dari itu. yaitu, dengan cara persetujuan (sepakat) dengan cara yang seperti itu akan timbul rasa ingin atau sukarela dari kelas pekerja untuk melakukan apa yang di inginkan kelas pengusa, ini lah subtansi dari apa yang disebut dengan hegemoni. penguasa akan selalu menciptakan hegemoni untuk rakyatnya atau kelas pekerja agar mereka tunduk padanya.


yang lebih penting lagi adalah tentang apa yang disebutnya "kontra-hegemoni." Bagi Gramsci, pertarungan terjadi di tingkat ideologis. Hegemoni adalah pertempuran yang idenya diterima secara luas di masyarakat. Jadi, bagi Gramsci, "ingat kelas pekerja harus masuk ke dalam pertarungan ideologis itu, mereka harus masuk ke dalam proses hegemonik sehingga ide-ide mereka bisa menjadi lebih kuat daripada ide-ide kelas yang berkuasa.


iya juga menyebutkan bahwa  proses ini  tidak akan pernah berakhir. ia mengatakan  "subaltern" (masyarakat diluar struktur kekuasaan) kelas subaltern harus mengambil kekuatan sosial, kekuatan ideologis, kekuatan normatif, mereka harus masuk ke medan pertempuran ini dan bersaing dengan kelas penguasa di ideologis.





Sumber rujukan:

Bagikan:

Facebook Wa Twitter
Diberdayakan oleh Blogger.